1upmonitor.com – Sri Mulyani Indrawati adalah seorang ekonom Indonesia yang telah menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam tiga periode pemerintahan berbeda. Kepemimpinannya dikenal atas reformasi ekonomi dan kebijakan fiskal yang kuat, yang telah membantu menstabilkan dan memajukan perekonomian Indonesia.
Latar Belakang dan Pendidikan
Lahir pada 26 Agustus 1962 di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung), Sri Mulyani menempuh pendidikan ekonomi di Universitas Indonesia. Ia kemudian melanjutkan studi magister dan doktoralnya di University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Pendidikan tinggi yang ia tempuh membentuk dasar pengetahuannya dalam bidang ekonomi dan kebijakan publik.
Karier Awal dan Jabatan Menteri Keuangan Pertama (2005-2010)
Pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Dalam peran ini, ia melakukan berbagai reformasi untuk memberantas korupsi dan meningkatkan efisiensi di departemennya. Salah satu langkah signifikan adalah memecat 150 pegawai pajak dan bea cukai yang terlibat korupsi serta memberikan insentif bagi pegawai yang berintegritas. Kebijakan ini berhasil meningkatkan investasi asing langsung dari $4,6 miliar pada 2004 menjadi $8,9 miliar pada 2005.
Pada tahun 2006, majalah Euromoney menobatkannya sebagai Menteri Keuangan Terbaik, dan pada 2007, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 6,6%, tertinggi sejak krisis finansial Asia 1997. Pada 2008, ia juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menggantikan Boediono yang ditunjuk sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Kontroversi Bailout Bank Century dan Pengunduran Diri (2010)
Pada 2008, Sri Mulyani menghadapi kontroversi terkait bailout Bank Century senilai 6,7 triliun rupiah. Meskipun ia meyakini keputusan tersebut tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi, kritik dan tekanan politik membuatnya mengundurkan diri pada 2010. Setelah itu, ia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, posisi yang memperluas pengaruhnya di kancah internasional.
Kembali Menjadi Menteri Keuangan (2016-sekarang)
Pada 2016, Presiden Joko Widodo kembali menunjuk Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Dalam periode ini, ia berhasil mengurangi defisit anggaran dan meningkatkan penerimaan negara. Dari 2017 hingga 2019, majalah FinanceAsia menobatkannya sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia-Pasifik selama tiga tahun berturut-turut. Pada 2018, Indonesia mencatat defisit anggaran terendah sejak 2012.
Pada Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto kembali menunjuknya sebagai Menteri Keuangan, menjadikannya orang pertama yang menjabat posisi tersebut di tiga pemerintahan berbeda. Penunjukan ini mencerminkan kepercayaan terhadap kemampuannya dalam mengelola perekonomian nasional.
Tantangan dan Kebijakan Terkini
Pada awal 2025, Indonesia mengalami penurunan penerimaan pajak sebesar 30% dalam dua bulan pertama tahun tersebut, terutama akibat turunnya harga komoditas utama dan perubahan metode pengumpulan pajak. Meskipun demikian, Sri Mulyani mempertahankan proyeksi defisit anggaran 2025 sebesar 2,53% dari PDB. Ia menegaskan bahwa program prioritas, termasuk pemberian makanan sekolah dan proyek energi, akan tetap didanai. Selain itu, pemerintah akan mendukung dana kekayaan kedaulatan yang baru serta menyuntikkan modal ke perusahaan logistik dan pertanian milik negara.
Penghargaan dan Pengakuan Internasional
Pada 2023, Sri Mulyani menduduki peringkat ke-38 dalam daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia versi Forbes. Penghargaan ini mengakui kontribusinya dalam reformasi ekonomi dan kepemimpinannya yang kuat di sektor keuangan.
Kehidupan Pribadi
Sri Mulyani menikah dengan ekonom Tonny Sumartono pada 1988 dan dikaruniai tiga anak. Ia dikenal sebagai profesional tanpa afiliasi politik dan sering dianggap sebagai panutan bagi perempuan Indonesia.
